SOKOGURU- Langkah strategis Morgan Stanley dalam memperbesar kepemilikan saham di emiten ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencuri perhatian publik dan pelaku pasar.
Transaksi besar-besaran yang melibatkan miliaran rupiah ini mengukuhkan posisi perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat tersebut sebagai salah satu pemegang saham utama pengelola Alfamart.
Dalam kondisi pasar saham yang terus bergerak dinamis, aksi korporasi ini memperlihatkan tingginya kepercayaan asing terhadap prospek bisnis sektor ritel di Indonesia.
Momentum ini juga menunjukkan bahwa investasi asing di saham Indonesia masih tetap bergairah, khususnya terhadap emiten ritel dengan jaringan nasional yang kuat seperti AMRT.
Transaksi Morgan Stanley Resmi Terealisasi, Pegang Saham AMRT Tembus 3,76 Miliar Lembar
Pada Rabu, 11 Juni 2025, terungkap melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa Morgan Stanley & Co.
International Plc (MSIP) menambah kepemilikan sahamnya di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (kode saham: AMRT) sebanyak 28.191.500 lembar saham.
Transaksi pembelian ini dilakukan pada harga Rp2.310 per saham, yang berarti total dana yang digelontorkan mencapai sekitar Rp65,13 miliar.
Namun, dalam waktu yang hampir bersamaan, MSIP juga diketahui melakukan penjualan kecil sebanyak 500 saham pada harga Rp2.220 per lembar, dengan nilai transaksi sebesar Rp1,11 juta.
Meskipun pelepasan ini jumlahnya sangat kecil dibandingkan pembeliannya, tetap tercatat dalam sistem perdagangan karena menyangkut perubahan posisi kepemilikan.
Pasca aksi korporasi ini, total kepemilikan saham Morgan Stanley di AMRT naik signifikan menjadi 3.764.207.847 lembar saham, atau setara 9,0650 persen dari total saham beredar.
Sebelumnya, Morgan Stanley tercatat menggenggam 3.736.016.847 lembar, setara 8,9971 persen. Artinya, kepemilikan mereka naik sebesar 0,0679 persen.
Vice President Morgan Stanley, Ashish Koltharkar, dalam pernyataannya menyebut bahwa saham-saham tersebut dimiliki baik atas nama perusahaan secara langsung maupun sebagai kustodian atas nama klien.
Pernyataan ini sekaligus memperjelas bahwa keterlibatan Morgan Stanley bukan hanya sebatas investasi institusional semata, melainkan juga sebagai pengelola aset klien global yang melihat potensi besar dari kinerja AMRT.
Menariknya, aksi beli jumbo ini dilakukan beberapa pekan sebelum terpublikasi ke publik. Transaksi resmi terjadi pada 7 Mei 2025, sehingga memberikan gambaran bahwa Morgan Stanley telah mengamati potensi harga saham AMRT dan mengambil keputusan strategis lebih awal sebelum harga naik signifikan.
Di tengah kabar pembelian tersebut, harga saham AMRT pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025 terpantau justru mengalami penurunan sebesar 20 poin atau -0,81 persen ke level Rp2.460 per saham.
Volume transaksi yang tercatat mencapai 6,21 juta lembar saham, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 1.520 kali. Total nilai transaksi harian yang dibukukan mencapai sekitar Rp15,36 miliar.
Langkah Morgan Stanley menambah saham AMRT tidak hanya mencerminkan keyakinan terhadap fundamental perusahaan, tetapi juga menjadi indikator kepercayaan investor global terhadap prospek sektor ritel di Indonesia.
Dalam jangka pendek, aksi ini bisa menjadi sentimen positif terhadap persepsi pasar terhadap saham AMRT, walau pergerakan harga harian tetap bergantung pada kondisi teknikal dan makroekonomi.
Namun dalam perspektif jangka panjang, kehadiran institusi sekelas Morgan Stanley jelas mempertegas reputasi AMRT sebagai salah satu emiten ritel unggulan di Bursa Efek Indonesia.(*)